Mengukur Kecerdasan Berdasarkan Jari Tangan http://arsip.info/sains/riset/praktis/mengukur/kecerdasan/dari/ukuran/jari/tangan/07_05_21_010630.html Sains - Untuk menilai cepat kecerdasan seseorang, lihatlah perbandingan panjang jari manis dan jari telunjuknya. Penelitian terbaru menyebutkan, seorang anak yang memiliki jari manis lebih panjang daripada jari telunjuk cenderung memiliki kemampuan matematika yang lebih tinggi daripada kemampuan verbal dan bahasa. Mengukur Kecerdasan Berdasarkan Jari Tangan Jika perbandingannya sebaliknya, anak umumnya memiliki kemampuan verbal seperti menulis dan membaca yang lebih baik dibandingkan matematika. Menurut Mark Brosnan dari Universitas Bath, panjang jari-jari tangan seseorang merefleksikan perkembangan bagian - bagian di otak. Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa pertumbuhan jari-jari tangan manusia berbeda-beda tergantung kadar hormon testosteron dan estrogen di dalam rahim saat bayi dikandung ibunya. Kadar testosteron yang tinggi diyakini...
Tentunya kata “ Khalifah ” tidak asing bagi orang-orang Islam sebab kata ini terdapat di dalam Kitab Suci Al-Quran. Kitab yang menjadi pedoman bagi orang-orang Islam. Kata “Khalifah” ini disebutkan dua kali di dalam Al-Quran. Pertama, dalam Surat Al-Baqarah : 30, Allah Ta’ala berfirman: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Nabi Adam dan keturunannya telah Allah pilih sebagai “Khalifah” yakni pengelola bumi. Penggunaan istilah khalifah di sini berlaku untuk setiap anak cucu Adam. Penggunaan kata “Khalifah” yang kedua adalah yang berkaitan dengan Nabi Dawud (AS). Ini tertera dengan jelas di dalam Surat Shad : 26, Allah Ta’ala berfirman :“Hai Dawud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah...”. Di dalam ayat tersebu...
Puasa Mengharap Ridha Allah يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (al-Baqarah [2]:183) Di dalam ayat ini Allah Taala dengan jelas menyebutkan bahwa tujuan dari ibadah puasa yang dilakukan adalah untuk mencapai ketakwaan. Artinya sebagai hasil yang diharapkan dari puasa tersebut, harus tercipta satu bentuk kemajuan demi kemajuan dalam hal kedekatan hubungan dengan Allah Taala. Sehingga YM Rasulullah saw bersabda : Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala (keridhoan) Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu. (HR. Bukhari) Dan beliau juga bersabda : Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, Barangsiapa yang mendirikan (shalat malam) di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang ...
Komentar