Penggalan Novel Ayat-Ayat Cinta (Untuk Pertama Kalinya Fahri Melihat Aisha) 15. Pertemuan Aku sampai di masjid Abu Bakar Shiddiq tepat saat azan Ashar berkumandang. Seluruh tubuhku bergetar tidak seperti biasanya. Keringat dinginku keluar. Aku tidak tahu shalatku kali ini khusyuk apa tidak. Yang jelas mataku basah. Dalam sujud aku menangis memohon kepada Allah agar diberi umur yang penuh berkah, pertemuan dengan calon belahan jiwa yang penuh berkah, akad nikah yang penuh berkah, malam zafaf yang penuh berkah, dan masa depan yang penuh berkah. Selesai shalat aku masih duduk menitikkan air mata. Aku meyakinkan diriku bahwa aku tidak sedang bermimpi. Sebentar lagi aku akan bertemu dengan dia. Dia yang aku belum tahu namanya dan belum tahu wajahnya seperti apa. Dia yang telah lama kurindu. Aku minta kekuatan kepada Allah. Syaikh Utsman menyentuh pundakku beliau tersenyum. Beliau mengajakku ikut serta dalam mobil beliau. Dari masjid Abu Bakar sampai ke rumah beliau memang agak jauh. Syaikh ...
Mengukur Kecerdasan Berdasarkan Jari Tangan http://arsip.info/sains/riset/praktis/mengukur/kecerdasan/dari/ukuran/jari/tangan/07_05_21_010630.html Sains - Untuk menilai cepat kecerdasan seseorang, lihatlah perbandingan panjang jari manis dan jari telunjuknya. Penelitian terbaru menyebutkan, seorang anak yang memiliki jari manis lebih panjang daripada jari telunjuk cenderung memiliki kemampuan matematika yang lebih tinggi daripada kemampuan verbal dan bahasa. Mengukur Kecerdasan Berdasarkan Jari Tangan Jika perbandingannya sebaliknya, anak umumnya memiliki kemampuan verbal seperti menulis dan membaca yang lebih baik dibandingkan matematika. Menurut Mark Brosnan dari Universitas Bath, panjang jari-jari tangan seseorang merefleksikan perkembangan bagian - bagian di otak. Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa pertumbuhan jari-jari tangan manusia berbeda-beda tergantung kadar hormon testosteron dan estrogen di dalam rahim saat bayi dikandung ibunya. Kadar testosteron yang tinggi diyakini...
Puasa Mengharap Ridha Allah يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (al-Baqarah [2]:183) Di dalam ayat ini Allah Taala dengan jelas menyebutkan bahwa tujuan dari ibadah puasa yang dilakukan adalah untuk mencapai ketakwaan. Artinya sebagai hasil yang diharapkan dari puasa tersebut, harus tercipta satu bentuk kemajuan demi kemajuan dalam hal kedekatan hubungan dengan Allah Taala. Sehingga YM Rasulullah saw bersabda : Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala (keridhoan) Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu. (HR. Bukhari) Dan beliau juga bersabda : Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, Barangsiapa yang mendirikan (shalat malam) di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang ...
Komentar